Sinopsis:
Leanna telah menyukai Arlan sejak pertama kali mereka bertemu. Sejak Lea masih berusia 8 tahun, sedangkan Arlan 14 tahun. Arlan adalah pangeran kuda putihnya, sahabat yang selalu menolong Lea di saat ia tidak memiliki tempat untuk sekedar bersandar, serta seorang kakak yang selalu baik dan ramah padanya.
Namun Lea menyadari siapa dirinya. Hanya anak yatim dengan ibu pemabuk yang kacau. Yang cukup beruntung sehingga memiliki tempat tinggal gratis dan bahkan bisa sekolah hingga tamat. Karena itu, hatinya telah patah berkali-kali. Ketika melihat kekasih Arlan yang cantik. Ketika Arlan menikah. Bahkan ketika Arlan bercerai, Lea sudah tidak memiliki keberanian untuk berharap.
Namun, matanya tetap tidak bisa berpaling dari sosok Arlan. Sampai kapanpun. Terutama ketika Arlan akhirnya harus menjadi atasan di tempat Lea bekerja. Bagaimana Lea bisa mempertahankan tembok yang telah ia bangun, kalau sosok itu terus berada di sekitar dan memenuhi ruang hatinya?
Bagi Arlan, Lea kecil seperti anak kucing hilang yang butuh dirawat dan disayang. Kapan pun Lea berada di sekitarnya, perasaan kuat untuk melindungi selalu muncul.
Lea adalah adik yang tak pernah dikandung mamahnya, bocah yang bisa disayangi tanpa takut terjadi salah paham dan mengharap lebih. Lea adalah anak yang bisa dimanja olehnya, tanpa status apapun. Tanpa batas waktu. Karena, memang seperti itulah kasih sayang kakak pada adiknya.
Benar, kan? Tapi, bukan seperti itu harusnya perasaan boss kepada bawahannya.
Ketika masa lalu mulai terkuak, kebenaran muncul di permukaan. Mereka harus berjuang menemukan tempat mereka pulang. Bukankah rumah adalah tempat di mana hatimu tinggal?
